Sabtu, 09 Juli 2016

Diosting oleh : Admin Blog  Foto Dokumentasi Keluarga. Silaturohim atau berkunjung Insya Allah dapat memperlancar rejeki dan memperpanjang umur. Demikian salah satu Hadist Nabi Muhammad SAW. Lebaran 1437 Hijriah/Tahun 2016.Kita manfaatkan untuk itu, terutama dengan keluarga yang jauh. Ya...di hari lebaran atau Idul Fitri, kita saling memaafkan. Hablum minanas, hubungan baik sesama manusia terutama dengan keluarga dan tentu setelah kita melaksanakan Hablum Minalloh (hubungan dengan Allah SWT) berupa ibadah berpuasa sebukan penuh (bagi umat Islam).












Rabu, 29 Juni 2016

Ditulis dan dipostingkan oleh Admin Blog.
Para pembaca blog Bertahan Dalam Badai yang budiman. sebuah artikel yang perlu aku pandang layak untuk ditulis dan dipostingkan. Sebuah keluarga inti terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Dalam kehidupan sehari hari, orang tua kadang dibuat puyeng, bagaimana mengatur anggaran untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kebutuhan pokok : sandang, pangan ,perumahan dan pendidikan. Serta kebutuhan lain misalnya rekreasi dan beramal.

Untuk kebutuhan sandang, pangan dan perumahan harus terpenuhi. Demikian pula perlu diseimbangkan dengan kebutuhan rekreasi dan beramal. Meski kadang salah satu tak terpenuhi. Khusus untuk anggaran pendidikan bagaimana? Apakah kebutuhan pendidikan orang tua harus lebih diutamakan daripada pendidikan anak?

Anak-anak  adalah generasi penerus keluarga. Anak anak adalah generasi penerus bangsa dan negara. Anak anak perlu diutamakan pendidikannya dari pada orang tua dalam sebuah keluarga. Kalo ada orang tua yang lebih mementingkan biaya pendidikan mereka dibandingkan dengan biaya pendidikan anak adalah orang tua yang angat egois. Berapa waktu orang tua harus hidup di dunia? Adalah waullohualam. Hanya Allah SWT yang Maha Tahu.

Tetapi bila dihitung dengan hitungan matematika, anak anak akan hidup lebih lama bila dibandingkan dengan kehidupan kita sebagai orang tua. Bila jatah umur kita sekitar 60 tahun, jika sekarang kita sudah berumur 50 tahun, kita tinggal 10 tahun lagi hidup di alam fana ini. Dan bila anak kita berumur 20 tahun, maka anak akan tinggal di dunia ini selama 40 tahun dengan asumsi jatah umur yang sama yaitu 60 tahun. Semakin lama hidup di dunia semakin banyak bekal pendidikan dan ilmu yang harus dipunyai oleh seorang anak. Tidak hanya pendidikan atau ilmu dunia, tetapi pendidikan atau ilmu setelah kematianpun (ilmu akherat) pun harus juga diberikan.

Dari alasan tersebut diatas, bila kita disuruh memilih, maka anggaran pendidikan anak lebih diutamakan dari pada anggaran pendidikan untuk orang tua. So, orang tua kadang harus mengalah untuk pendidikan anak.

Foto Dokumen Keluarga:
Lokasi  Foto: Depan Gedung Robitoh, Pondok Modern Darussalam Gontor 1, Mlarak Ponorogo Jawa Timur. Foto diambil Juni 2016.





Minggu, 10 April 2016

Dituls lan dipostingke denng Penulis. Dino Setu awan  kiro kiro jam 2, aku, ibune lan si bungsu tak kanti budhal saka omah ngannggo sepedha motor, saperlu niliki anak kang pambarep lan no loro kang nembe sinau ana ing Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Saka Kutho Pati. Ana njero pikiran aku arep nglewati rute Juwana Rembang Blora Cepu Bajanegara Ngawi Magetan Madiun lan Ponorogo. Sakwise tekan etane kutho Juwana, sajak grimis, lan arep udan.

Aku noleh langit sisih kidul kulon. Langit sajak padhang. Olehku nyepedha tekan nglewati Juwana, aku mbalik 180 derajat. Aku njupuk arah kiri. Saka Juwana ngidul tekan Jakenan, Winong, Gabus, Tambakromo. Sobek sobek. Tekan Tambakromo udan deres.  Aku mandek. Njupuk jas udan ana ing ngisor jok. Banjur sepedha motor tak stater. Aku nerusake laku, motong munggah Gunung Kendeng. Aku tekan Maitan. Ana ing Desa Wukir Sari, bes. Ban nggembes.Aku mandehek. ibune lan anak bungsuku tak udhunke lan ngenteni ana angkruk sak pinggire dalan gedhe. Sepedha tak gladhak, nggolek tukang tambal ban. 


Para pembaca kang minulya, mesthi bae iso nebak. Sepedha motor kang dak gladhak mesthi ban njerone rusak. Mulo aku nyuwun tukang tambal ban ngganti ban njero bae. Udan isih deres. Kabut ugo sajake kandel banget. Hawane sajak atis banget. Mbutuhake kira kira 1 jam, tukang ban mbenakake. Mergo aku kudu andri dhisik. Aku sajak diwelehke Gusti Kang Akariyo Jagad. Allah SWT.  Yen jatahe kudanan ya mesthi kudanan. 


Sakwise rampung, aku nerusake laku. Saka Maitan, aku njupuk rute Pelem Sengir, Tegal Rejo, Ngidul terus, Tekan Bleduk Kuwu, Wirosari. Wirosari ngidul terus, Kradenan, Jenar, Sambung Macan (Kabupaten Sragen sisih Wetan). Aku banjur tekan Ngawi, Magetan, Madiun lan Ponorogo. Alhamdulillah, tekan tujuanku kiro kiro jam 12 bengi, kanthi slamet lujeng ora ana alangan apa - apa.

Minggu, 27 Maret 2016

Ditulis dan dipostingkan oleh Penulis.
Tadi malam kami melakukan perjalanan dengan istri dan si bungsu ke Kota Reog Ponorogo Jawa Timur untuk sebuah urusan dengan bersepeda motor. Dari kota Pati pukul 17.30. Sampai di Karaban kami berhenti untuk sholat Magrib yang sekaligus kami jamak takdim dengan sholat Isyak. Cuaca demikian bersahabat. Setelah selesai sholat kami melanjutkan perjalanan ke Kayen, Sukolilo, Sragen, Ngawi,Magetan,Madiun dan Ponorogo. Sampai di Kota Reog dan di tempat tujuan pukul 02.00 fajar. Kami demikian lelah sehingga sampai di tempat tujuan kami tidur.

Setelah urusan kami selesai, pukul 09.00 pagi, kami pulang. Dari kota Ponorogo, kami tidak lewat Madiun, tapi kami lewat Jalan ke arah Maospati Magetan. Sekitar 10 menit perjalanan keluar dari kota, di Jalan Raya, ada sekitar 15 petugas berseragam  dengan satu mobil dinas dan beberapa kendaraan yang menghentikan kendaraan yang hilir mudik. Kami tenang karena surat kendaraan dan persyaratan lengkap. Kami jiga tenang karena kami nggak melanggar marka jalan dan lampu utama kami nyalakan sejak dari mulai berangkat.

Kami nggak tahu kenapa kami dihentikan. Setelah diantara mereka memberi hormat dan salam salah satu dari mereka meminta SIM dan STNK sepeda motor kami. Kami memberikan. telah STNK kami berikan beliau menuding bahwa kami nggak menghidupkan lampu utama. Memang benar ada kendaraan yang mirip sepeda motor kami yang ada di depan kami nggak menghidupkan lampu utama ketika berjalan. Karena kami benar kami beragumentasi beberrapa saat dengan petugas tersebut. Sampai kami malu disaksikan istri dan si bungsu.


Tahu kegigihan kami, petugas tadi konfirmasi dengan teman yang melihat. Temannya  mengiyakan seolah olah kami nggak menghidupkan lampu. Mereka saling mendukung memperkuat tuduhan. Akhirnya STNK kami di berikan ke bagian depan mobil untuk ditilang dan harus sidang pada tanggal tertentu. Pati ....Jawa Timur......sidang???? Adalah sesuatu yang nggak masuk akal. Karena kami nggak melakukan.....kami harus bertanggung jawab. Kami nggak mau. Kami harus.......... STNK supaya dapat kami bawa pulang..... 


Para pembaca yang budiman.....Menurut pendapat kami....peraturan Lalu Lintas yang menyebutkan...bahwa pada waktu siang dan malam waktu berkendara roda dua harus menyalakan lampu utama supaya dihapuskan. Kan pada waktu siang hari....dengan adanya sinar matahari...nggak perlu penerangan dari lampu utama sepeda motor. Justru pada malam hari....semua kendaraan wajib menghidupkan lampu utama. Demikian terima kasih.

Jumat, 05 Februari 2016

Ditulis dan dipostingkan oleh Penulis
Hari ini, sekitar pukul 11.00 WIB, hujan deras hingga pukul 12.00 di sekitar Pati kota dan sekitarnya. Di Perumnas Kutoharjo, terjadi banjir di Jalan perumnas karena dangkalnya dan menyempitnya saluran air di kanan dan kiri jalan. Saluran air utama di Jalan Amarta Raya kurang berfungsi dengan baik karena penyempitan dan pendangkalan. Sebab yang lain adalah diatas saluran diberi pagar dan bangunan lain. Untuk mengatasi hal ini menurut pendapat penulis perlu normalilsasi saluran air terutama di kanan dan kiri Jalan Amarta.  Inilah beberapa gambar dokumentasi.






Untuk lebih jelasnya, saksikan sebuah tayangan video berikut :



Pendapat Penulis berkaitan dengan permasalahan tersebut silakan klik :
Upaya Mengatasi Banjir di Perumnas Kutoharjo Permai Pati Jawa Tengah

Bagaimana upaya mengatasi atau mengurangi banjir yang sering terjadi di Perumnas Kutoharjo?
Silakan Klik Disini

Demikian,semoga posting ini bermanfaat.

Senin, 01 Februari 2016

Ditulis dan dipostingkan oleh Penulis.
Bandungan, Sumowono dan Temanggung adalah tempat di Jawa Tengah yang indah dengan pemandangan alam dan udara yang sejuk bahkan kadang berkabut. 






Senin, 04 Januari 2016

Ditulis dan dipostingkan oleh Penulis.
Shobat, Komunitas Pati berkebun adalah sebuah perkumpulan warga Perumnas Kutoharjo Kabupaten Pati. Komunitas ini adalah perkumpulan warga yang benar benar suka menanam tanaman atau penghijauan di pekarangan rumah atau di lingkungan tempat tinggal. Inilah contoh hasil karya tanaman yang telah ditanam.






Kamis, 10 Desember 2015

Ditulis dan dipostingkan oleh Admin Blog.
Shobat, kegiatan sehari hari yang kita lakukan kadang membuat kita jenuh. Kita butuh refreshing atau menyegarkan pikiran kembali. Bukan sekedar pamer shobat...tapi aku sengaja menulis pengalaman yaitu "Travelling ke Pacitan".  Siapa tahu shobat yang hobinya travelling, bepergian atau sekedar berpetualang bisa singgah di Pacitan. sebuah kabupaten di Jawa Timur  kelahiran Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden dua periode RI sebelum Presiden RI sekarang Bp Joko Widodo. Di sebelah timur Kabupaten Pacitan adalah Kabupaten Trenggalek. disebelah utara Kabupaten Ponorogo dan di sebelah barat Kabupaten Wonogiri dan di sebelah selatan adalah Samudera Hindia atau Pantai Selatan.

Hari Rabu, 9 Desember 2015, ada libur nasional sehari dalam rangka pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah serentak di seluruh Indonesia. Saya yang berada di Kabupaten Pati pada hari tersebut belum dilaksanakan Pemulihan Kepala Daerah karena masa kerjanya masih. Pada hari itu adalah kesempatan bagiku untuk menjenguk 2 anak kami yang berada di Pondok Modern Darussalam Gontor. Hari Kamis sore aku berasama istri dan si bungsu berangkat dari Pati dengan sepeda motor. Dari Pati, aku menuju ke Purwodadi. dari selatan kota Purwodadi, kami mengambil arah ke timur sampai sekitar Kuwu. Kemudian kami mengambil arah selatan, sampai di Sambung Macan Sragen, kami mengambil arah ke timur menuju Kota Ngawi. dari Ngawi mengambil ke arah selatan menuju Magetan daerah Maospati. Dari Maospati ke Madiun kemudian ke Ponorogo, Gontor. Setelah bertemu kedua anak kami dan memberi motivasi, pagi harinya kami pulang.



Dalam perjalanan pulang, kami teringat Pacitan. Kabupaten  di sebelah selatan Ponorogo. Menurut cerita teman, Pacitan adalah kabupaten dengan seribu goa dan pantai pantai yang demikian indah. Dengan persetujuan istri , kami putuskan untuk menuju ke Pacitan. Uang saku untuk beli Pertamak dan makan kami perkirakan cukup. Dari Ponorogo aku ambil arah ke selatan. Memang benar jalan berliki-liku dan naik turun sesuai dengan karakter perbukitan dan pegunungan. Walau demikian kami merasa senang karena jalan demikian halus dan pemandangan disepanjang perjalanan yang demikian indah. Seolah olah kami berada didunia lain. Sesampai di perbatasan. kami berhenti sejenak untuk mengabadikan sebuah tulisan. Pacitan Kota Seribu Goa.


Setelah masuk kabupaten Pacitan, kami bertanya pada dua anak muda. Kalau menuju ke pantai arahnya kemana Mas. Satu dari anak muda tadi memberi penjelasan bahwa ada dua jalan besar. Tapi kalau bapak ingin kepantai lewat jalan tembus ke selatan ini sehingga samapi di pantai Lorok, Di Lorok ada beberapa pantai yang dapat dikunjungi yaitu Pantai Taman, Pantai Soge dan Pantai Pidakan. Bila bapak ingin menuju ke Pacitan ambil arah ke barat disitu ada jalan raya menuju ke Pacitan hingga arah Wonogiri dan Solo. Kalau bapak sampai di daerah itu ada jembatan yang demikian indah namanya Jembatan Soge. 



Sesampai di tengah perbukitan. istri membeli lontong bungkus dengan harga Rp. 2000,- per bungkus ditempat keramaian di salah satu TPS di dekat kantor desa yang pada saat itu sedang mengadahan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pacitan untuk masa jabatan lima tahun ke depan. Rakyat pedesaan yang kami lewati demikian antusias memilih walau sebagian masyarakat harus rela berjalan kaki. Banyak masyarakat yang kami lewati demikian ramah. Diantara mereka bahkan ada yang meminta kami untuk mampir ke kediaman mereka. Kami mengucapkan banyak terima kasih karena kebaikan mereka. Karena kami ingin sampai di tempat tujuan, kami menolak secara halus dan mengucapkan terima kasi kepada mereka.


Sesampai di Lorok, kami ambil arah selatan. Kami sampai di Lokasi Pantai Taman. Kami tidak masuk di situ karena pertimbangan keuangan. Kami meluncur kearah barat. Tampaknya ada pantai yang demikian indah dan masih perawan. Pantai Soge. Pantai dengan pasir putih dan pemandangan yang demikian indah, Kami masuk ke lokasi ini tanpa membayar sepesenpun alias gratis. Di pantai itu kami menikmati keindahan deburan ombak dan hamparan pasir putih. Kami tidak sendiri melainkan ada banyak pengunjung disitu. Subhannalloh. Perjalanan yang demikan jauh sekitar 80 km dari Ponorogo terasa terobati dengan menyaksikan hamparan Laut Selatan atau Samudera Hindia ini. Air laut yang demikian jernih ditiuap angin dan ombak yang bekejar kejaran setinggi 1 sampai 4 meter, Kami minta salah satu pengunjung untuk mengabadikan kami di Pantai itu. Sebenarnya kami ingin masuk dan main air di pantai tersebut tapi kami khawatir deburan ombak.


Inilah beberapa gambar dari Pantai yang kami kunjungi.


VIDEO SEBUAH PANTAI YANG MASIH PERAWAN 
DI PACITAN , SILAKAN KLIK 


Kamis, 26 November 2015

Wektu Selasa tanggal 24 November 2015 jam 8 esuk, aku lan ibune metu saka omah saperlu arep lunga ing kantor BBJS jalan Diponegoro Pati saperlu ngurus ganti dokter keluarga. Wis biasane, transportasi kang tak enggo ya iku sepedha motor.

Aku metu saka ngomah. Bismillah. Aku niat ing ati. Metu saka Perumnas Kutoharjo, aku njupuk arah ngidul. Sak ngarepe Rumah Sakit Suwanda, aku mandek sedhelo mergo lampu lalu lintas abang. Sakwise lampu iku wero ijo, aku banjur nerusake laku. Ana ing ngarep ana bocah lanang cilik kang mlaku.