Ditulis dan dipostingkan oleh Admin Blog.Sabtu pagi, seperti biasa, aku menuju ke tempat kerja dengan sepeda motor. Dari Pati sekitar pukul 06.15. Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim dan renungan dalam hati, aku menuju ke SMP Negeri 1 Kayen. Sesampai di kretek Tanjang, sepeda dapat berjalan dengan lancar dan baik. Tetapi setelah aku sampai di Desa Sambiroto 100 km dari jembatan sepeda motor yang aku kendarai tiba tiba berhenti mendadak. Untung, aku mengendarai dalam kecepatan sedang. Dan untungnya lagi dari dibelakang dan dari depan tidak ada kendaraan yang berjarak dekat. Aku perlahan menepi. Ambil bahu jalan sebelah kiri.
Aku mencoba menghidupkan sepeda dengan double starter tapi stater mati. Kucoba dengan starter bawah dengan menggerakkan atau menekan dengan kaki...tapi sayang mesin tak mau bergerak. Tidak boleh putus asa. Aku stop kendaraan brondol yang sedang lewat, tapi tak satupun yang mau berhenti. Ada beberapa sepeda motor yang berhenti menanyaakan apa yang aku alami, Bahkan ada seorang pemuda yang berhenti menawari aku untuk didorong tapi aku hanya mengucap terima kasih sambil berkata biar aku tuntun Mas. Ya... aku mendorong kira kira seratus meter. Aku temukan bengkel sepeda motor. Aku mencoba bertanya apa yang sedang sepedaku alami. Beliau menjawab mungkin seker,ring seker atau stang sekernya Mas. Kemudian saya bertanya pada beliau "Apakah sanggup Bapak membuka dan memperbaikinya? Beliau tampak ragu ragu dalam menjawab. Oleh karena itu aku mengucap terima kasih dan kuputuskan untuk meneruskan perjalanan dengan mendorong sepeda motor.
Setelah 100 meter aku dorong ada bengkel sepeda motor lagi. Maaf mas njenengan saget mbedah lan saget ndadondadosi ingkang sae? Nggih Mas. Beliau menjawab. Namun ngantos menge sonten Pak. Ingkang srusak noponipun Pak? Ya dicek dulu Pak. Dibuka mesinnya. Aku yakin si mechanic ini mengasai mesin. Mesin mulai dibuka bautnnya satu demi satu. Aku tunggui. Sekitar seratus baut dari sebuah mesin kendaraan. Langkah demi langkah mesin kendaraan mulai terbuka.
Cerita punya cerita Mas Mechanic tadi, pernah kerja di perusahaan resmi sepeda di Jakarta. Ia juga pernah bekerja di sebuah bengkel sepeda motor di Pati. Ia cerita juga pernah bekerja sama dengan teman membuat toko onderdil sepeda motor. Tapi sayang setelah teman belajar dar nya dan bisa ...ia diusir secara halus tidak boleh bekerja lagi di tempat itu.
Sore pukul 05.00, sepeda belum jadi. Ternyata kerusakan ada pada jantung dan hati sepeda yaitu bagian dalam stang sekker yang terkunci dan tidak dapat digerakkan. Akhirnya, ia menyerah untuk melanjutkan pekerjaan memperbaiki sepeda pada esok harinya. Mas, aku menyerah. Besok sekitar jam 9 diambil. Ya...aku nggak boleh memaksa. Butuh keahlian dan ketelitian khusus untuk memasang seratus baut lagi dan menjadikan kembali sepeda motor dapat berjalan dengan baik.
Aku harus pulang.Para pembaca yang budiman. Karena sore hari tentu saja tdk ada kendaraan umum yang lewat. Aku mencoba menghentikan beberapa mobil pribadi untuk cari nunutan. Tapi sayang....nggak satupun dari mereka mau berhenti. Akhirnya aku mencoba melambaikan tangan untuk beberapa sepeda ...Alhamdulillah. Ada seorang anak muda yang mau berhenti. Aku katakan terus terang mau nunut sampai ke Pati. Sampai jalan lingkar Tanjang ya Pak. Baiklah aku menjawab. Terima kasih Mas.
Sesampai di perempatan Tanjang begitu turun aku diberikan sinyal oleh seorang anak muda. ..Mau kemana Pak. Alhamdulillah pucuk dicinta ulam tiba. Orang Mengantuk Disorong Bantal. Mendapatkan sesuatu yang sangat diharapkan. Nunut ya Mas. Silakan Pak. Aku nunut sampai ke Pati. Masnya mau kemana? Gembong, Pak. Kalau demikian bila Mas tidak keberatan sekalian tolong saya diantar ke Perumnas Kutoharjo depan Alugoro utara Rumah Sakit RAA Soewondo. Mas tadi tidak keberatan. Sebagai rasa terima kasih aku ganti keikhlasan Mas mengantar saya dengan satu lembar uang kertas. Ia sebenarnya, ia tidak mau menerima tapi aku paksa.
Pagi harinya sepeda aku ambil dan alhamdulillah dapat berfungsi lagi seperti sedia kala. Ya....sehari perjalanan.
Cerita punya cerita Mas Mechanic tadi, pernah kerja di perusahaan resmi sepeda di Jakarta. Ia juga pernah bekerja di sebuah bengkel sepeda motor di Pati. Ia cerita juga pernah bekerja sama dengan teman membuat toko onderdil sepeda motor. Tapi sayang setelah teman belajar dar nya dan bisa ...ia diusir secara halus tidak boleh bekerja lagi di tempat itu.
Sore pukul 05.00, sepeda belum jadi. Ternyata kerusakan ada pada jantung dan hati sepeda yaitu bagian dalam stang sekker yang terkunci dan tidak dapat digerakkan. Akhirnya, ia menyerah untuk melanjutkan pekerjaan memperbaiki sepeda pada esok harinya. Mas, aku menyerah. Besok sekitar jam 9 diambil. Ya...aku nggak boleh memaksa. Butuh keahlian dan ketelitian khusus untuk memasang seratus baut lagi dan menjadikan kembali sepeda motor dapat berjalan dengan baik.
Aku harus pulang.Para pembaca yang budiman. Karena sore hari tentu saja tdk ada kendaraan umum yang lewat. Aku mencoba menghentikan beberapa mobil pribadi untuk cari nunutan. Tapi sayang....nggak satupun dari mereka mau berhenti. Akhirnya aku mencoba melambaikan tangan untuk beberapa sepeda ...Alhamdulillah. Ada seorang anak muda yang mau berhenti. Aku katakan terus terang mau nunut sampai ke Pati. Sampai jalan lingkar Tanjang ya Pak. Baiklah aku menjawab. Terima kasih Mas.
Sesampai di perempatan Tanjang begitu turun aku diberikan sinyal oleh seorang anak muda. ..Mau kemana Pak. Alhamdulillah pucuk dicinta ulam tiba. Orang Mengantuk Disorong Bantal. Mendapatkan sesuatu yang sangat diharapkan. Nunut ya Mas. Silakan Pak. Aku nunut sampai ke Pati. Masnya mau kemana? Gembong, Pak. Kalau demikian bila Mas tidak keberatan sekalian tolong saya diantar ke Perumnas Kutoharjo depan Alugoro utara Rumah Sakit RAA Soewondo. Mas tadi tidak keberatan. Sebagai rasa terima kasih aku ganti keikhlasan Mas mengantar saya dengan satu lembar uang kertas. Ia sebenarnya, ia tidak mau menerima tapi aku paksa.
Pagi harinya sepeda aku ambil dan alhamdulillah dapat berfungsi lagi seperti sedia kala. Ya....sehari perjalanan.
0 komentar:
Posting Komentar